Bab 11 | - Cinta x Prasangka -
"Ta-da! Lihat ini, Hiromichi-kun!"
Sekarang ini adalah awal bulan Juni, dan aku baru saja menerima hasil ujian tengah semesterku.
Saat makan siang, Haruka memanggilku ke kafetaria dan dengan bangga menunjukkan lembar jawabannya begitu kami sampai di meja. Nilai tertingginya ada di angka 80-an dan terendah ada di angka 50-an. Skor rata-rata mungkin 70-an.
"Aku mendapatkan nilai tertinggiku dalam ujian tengah semester ini. Ini semua berkat pelajaran sepulang sekolah bersama Hiromichi-kun!"
Haruka berterima kasih padaku dengan senyum lebar.
Metode belajarku yang buruk cocok untuk Haruka, dan itu memberinya hasil terbaik.
Dia saudari kembar Shigure, jadi sebaiknya percaya bahwa otaknya jauh lebih baik dariku.
"Aku senang melihat kurangnya kecerdasanku telah membantumu."
"Hari ini adalah pesta kemenangan. Aku yang akan mentraktir. Katakan saja apa yang ingin kau makan. Aku akan membelikannya untukmu."
"Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Aku sangat senang belajar bersamamu."
Itu kebenaran yang jujur.
Aku selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan pacar tercintaku. Jadi itu saja sudah sepadan.
Aku bilang begitu, tapi Haruka tidak setuju.
"Aku juga bersenang-senang, tapi aku juga mendapatkan nilai bagus. Jadi, bisakah setidaknya biarkan aku mentraktirmu. Selain itu, jika kau terus melakukan sesuatu untukku, aku tidak akan bisa... Aku tidak akan bisa meminta bantuanmu lain kali."
"Iya, iya, aku setuju."
Aku ingin kau mengandalkanku sepanjang semester berikutnya dan dua semester berikutnya.
Atau lebih tepatnya, aku ingin dia mengandalkanku selama sisa hidupnya.
Jadi aku tidak punya pilihan selain menerima traktiran Haruka.
"Baiklah, aku akan memesan dua roti Yakisoba dan dua Genkotsu Menchi." [Catatan Penerjemah: Genkotsu Menchi atau daging giling goreng.]
"Ok sippp! Haruka, akan memenuhi tugasnya!"
Haruka memberi hormat yang lucu dan melompat ke kantin sekolah.
Imut.
Aku merasa bahagia hanya dengan melihat sosoknya yang melompat.
Sungguh suatu keberkahan... Haruka membelikanku roti.
Gadis secantik itu mencoba melakukan sesuatu untukku, itu membuatku bahagia.
Itu mengagumkan. Aku senang aku masih hidup.
“Ada apa dengan wajah tolol itu?”
"Uwaaaa?"
Begitu aku mendengar suara Haruka, aku berbalik karena terkejut.
Di sana, Shigure, yang terlihat persis seperti Haruka, tapi mengenakan seragam yang berbeda, berdiri dengan nampan set makanan di kedua tangannya.
"Fiuh... Ada apa Shigure?"
"Apa-? Kau ini kasar sekali terhadap adik perempuanmu yang imut."
Aku tidak yakin apakah itu karena kafetaria yang ramai atau sesuatu yang lain, tapi Shigure memperkenalkan dirinya sebagai adik perempuanku tanpa menyembunyikannya.
Kemudian matanya yang besar menangkap lembar jawaban di atas meja.
"Itu? Apa itu lembar jawaban Nee~chan?"
"Ya."
"Hou~. Dia selalu benci belajar, tapi sekarang dia mendapat nilai yang cukup tinggi."
"Aku pernah mendengar bahwa dia biasanya di ambang kegagalan, tapi kali ini dia belajar dengan sangat giat. Bersamaku."
"Oh. Jadi begitu. Apa ini seperti belajar bahasa luar negeri supaya bisa dapat pacar luar negeri? Ngomong-ngomong, di mana pemilik lembar jawaban ini?"
"Katanya dia akan membelikanku makanan sebagai ucapan terima kasih karena telah mengajarinya untuk ujian tengah semester, jadi dia ada di sana."
Aku menunjuk ke Haruka yang saat ini berjuang dengan kerumunan orang di konter.
Shigure menghela nafas berlebihan.
"Senang rasanya menjadi seorang moocher*, merampas uang pacarmu tepat setelah mulai berpacaran." [Catatan Penerhemah: 紐,ひも = pria yang secara finansial bergantung pada wanita.]
"Gak gitu woy. Ini adalah hadiah untukku."
"Yah, itu mungkin saja karena pacaramu adalah Nee~chan. Baiklah, lebih baik aku pergi secepat mungkin."
"Apa? Kenapa?"
"Bukan ide yang bagus untuk bertemu Nee~chan saat kita bersama. Akan berakibat fatal jika lidahmu keceplosan."
"Aku tidak sebodoh itu. Mengapa kau tidak makan siang dengan kami? Aku yakin Haruka akan senang."
"Dengan wajah tololmu itu, sulit menahan keinginan untuk tidak mempermainkan dirimu."
"Kalau begitu pergi sekarang juga, Hus-hus."
Tidak baik reputasiku sebagai pacar dipermainkan oleh adiknya di depannya.
Jadi, aku mengusirnya dengan tanganku.
Tapi aku agak terlambat.
"Ah! Shigure! Ya-ho!"
"Aku tertangkap..."
Haruka kembali dengan makan siang yang telah dia beli, jauh lebih cepat dari yang kami duga.
Haruka kembali ke meja dan menempatkan pesanan di depanku.
“Ini dia, dua roti Yakisoba dan dua Genkotsu.”
"Oh, terima kasih."
"Shigure, apa kau mau makan siang?"
"Ya, Hiromichi-san duduk sendirian di meja untuk empat orang, jadi aku bertanya padanya apakah aku boleh makan bersamanya, karena aku tidak punya teman."
"Jadi begitu."
"Begitulah. Kalau begitu aku tidak ingin mengganggu kalian, jadi aku akan mencari tempat lain." kata Shigure dan mencoba pergi.
Tapi, Haruka menahannya.
"Eh. Tidak. Ayo makan bersama, Shigure."
"Maaf, tapi aku akan menahan diri untuk tidak melakukan itu. Aku tidak ingin menjadi obat nyamuk."
"Tapi meja lainnya sudah penuh loh."
"..."
Aku melihat sekeliling kafetaria dan melihat bahwa itu lebih ramai dari sebelumnya, terlebih lagi semua kursi telah terisi kecuali meja kami.
Saat aku berbicara dengan Shigure beberapa menit yang lalu, masih ada ruang yang tersisa. Dari mana orang-orang ini berasal dengan timing setepat ini?
Aku sangat ingin dia makan bersama kami. Dan dia sudah membelikan makanan kelas A.
"Hiromichi-kun. Apa kau keberatan jika dia makan dengan kita?"
"Sama sekali tidak. Aku tidak keberatan. Di sini, duduklah Shigure."
"Lihat, dia tidak keberatan. Sekarang, apa kau mau tetap di sini?"
"Oke... terima kasih telah menerimaku di sini..."
Setelah mengakui kekalahannya, dia duduk di sebelah Haruka dan secara diagonal menghadapku.
Setelah itu dia menatapku dengan tajam.
[Catatn Penerjemah: Komunikasi mata.]
Shigure: Mengapa kau tidak menolak?
Hiromichi: Aku tidak mau. Tidak ada kursi lain. Aku ini tidak berpikiran sempit tahu.
Shigure: Kau kan bisa bilang, "Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu". Pria yang tidak berguna*... tsk.
Hiromichi: Haruka tidak akan senang dengan itu.
Shigure: Yah, itu mungkin benar, tapi...
Seolah tidak ada keberatan, Shigure tidak menyalahkanku lebih jauh atas keputusanku.
Dia saudari kembarnya Haruka, jadi kurasa dia mengerti Haruka lebih baik dariku.
Hiromichi: Demi Tuhan, jangan permainkanku di depan Haruka. Aku harus menjaga martabatku sebagai pacarnya.
Shigure: Aku tahu. Meskipun aku tidak peduli dengan martabatmu, aku tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman. Tahan lidahmu, oke.
Hiromichi: Ya-ya. Aku akan berhati-hati.
*Krak*
Sebuah percikan api terbentuk di tengah percakapan mata ke mata kami.
Sejak kami tinggal bersama, aku merasa sudah terbiasa berkomunikasi dengannya dalam berbagai cara.
Tapi dia ini benar-benar bermuka dua. Di rumah, dia membuatku kesal, tapi saat di sekolah, dia adalah adik yang bisa diandalkan. Tetap saja, Haruka adalah yang paling penting baginya.
Kami bertiga makan siang bersama.
Topik utama obrolan kami adalah ujian tengah semester. Shigure adalah orang pertama yang mengemukakannya. Dia mencoba untuk memimpin percakapan agar tidak menjadi masalah pribadi. Tindakan yang sangat cerdas.
Aku mengambil inisiatif dan bergabung dalam percakapan, terutama mengeluh tentang para guru. Dengan cara ini, istirahat makan siang berjalan lancar.
Tapi, tapi...
Di akhir istirahat makan siang, Haruka mengemukakan topik yang menurutku agak sulit untuk ditangani.
"Ngomong-ngomong, Hiromichi-kun dan Shigure, kalian duduk bersebelahan, kan? Kalian berdua sangat dekat."
"...!"
Aku terkejut.
Bagaimana dia bisa mendapatkan gagasan bahwa kami berteman baik hanya karena kami duduk bersebelahan?
Yah, memang tidak ada yang salah dengan itu. Tapi sedikit kecurigaan bisa menyebabkan Haruka menjadi paranoid. Tidak apa-apa jika aku mengarahkan kecurigaannya padaku. Tapi aku takut menyakiti perasaannya. Tapi di sini aku harus jelas.
"Yah, tidak seperti itu, Kami benar-benar tidak cocok*—" [Catatan Penerjemah: 犬猿の 仲 (seperti monyet dan anjing).]
"Dia bercanda, kami berteman sejauh biasanya kami saling menyapa di pagi hari. Kami jarang berbicara akhir-akhir ini karena aku berganti kursi setelah ujian tengah semester."
Aduh! Dia menendang kakiku dengan sangat akurat!
Saat aku mengalihkan pandangan untuk memprotes, Shigure memelototiku.
Shigure: Apa kau ini tolol, Onii-san? Sangat sulit bagi seorang wanita untuk memiliki pacar yang tidak akur dengan teman-temannya. Terlebih lagi, aku adalah saudari kembarnya. Apa kau mungkin ingin Nee~san membencimu?
Eh, benarkah begitu?
Sebagai seorang pria, aku tidak keberatan jika pacarku tidak baik dengan teman-temanku. Aku bahkan tidak tertarik pada pacar temanku. Apa hanya aku yang berpikiran seperti itu?
Shigure: Tidak perlu terlalu jauh, jadilah seorang teman. Oke.
Hiromichi: Maafkan aku. Terima kasih untuk bantuannya.
Memang benar, jika kebohongan terlalu berbeda dengan kenyataan, itu akan mudah terungkap.
Aku berterima kasih kepada Shigure atas tindak lanjutnya dengan menunduk ringan.
Namun,
Haruka, yang sepertinya tidak yakin dengan kata-katanya, memiringkan kepalanya.
"Begitukah? Kupikir kalian adalah teman baik."
"Oh, kenapa menurutmu begitu?"
"Karena, Hiromichi, kau terus memanggilnya 'Shigure'. Butuh waktu cukup lama bagimu untuk memanggilku dengan nama depanku, 'Haruka'. Itulah seberapa baik kita bergaul, menurutku sih."
Saat itu, sebuah tendangan menghantam di tempat yang sama seperti sebelumnya.
Shigure: Dasar tidak berguna. Itu sebabnya aku tidak ingin makan siang denganmu.
Hiromichi: Maafkan aku.
Tidak ada alasan. Itu jelas salahku. Aku biasa memanggilnya "Shigure" di rumah, jadi aku tidak menyadarinya. Ini buruk. Aku saja butuh waktu dua minggu untuk memanggil Haruka dengan nama depannya. Aku dalam keadaan darurat...
Bagaimana aku bisa menjelaskan ini padanya?
"Nee~chan. Aku tidak yakin harus berkata apa, tapi aku yakin nama belakang Hiromichi-san adalah Sato juga. Rasanya aneh memanggil namaku sendiri, jadi kami memanggil satu sama lain dengan nama depan kami. Ini tidak seperti kami sangat dekat atau semacamnya."
"Oh, begitu ya. Aku hanya memanggilmu Shigure, jadi aku lupa, tapi Shigure sekarang menjadi Sato-san, kan?"
Shigure-san...!
Aku tidak tahu bagaimana kau bisa menemukan cara yang begitu nyaman untuk keluar dari situasi! Tapi sejujurnya, aku sangat bergantung padamu.
Sampai membuatku merasa wajar untuk memberinya honorific -san.
Jika dia bersedia membantu sebanyak ini, maka kupikir aku bisa keluar dari situasi ini.
Itulah yang kupikirkan.
"Tapi aku ingin kalian berdua lebih akrab."
Haruka mengungkapkan ketidakpuasannya dengan hubungan tipis kami.
Itu adalah reaksi yang tidak terduga.
Tidak disangka seorang gadis ingin pacarnya bergaul dengan saudari kembarnya, yang terlihat persis seperti dia.
Shigure juga sedikit terkejut dan bertanya kenapa.
"Kenapa?"
"Karena Shigure dulu sangat pemalu."
"Apa? Aku?"
"Menurutku dia tidak pemalu."
"Tidak. Dilihat sekilas, kau terlihat ramah dengan semua orang, tapi kau tidak akan membiarkan siapa pun masuk ke dalam hidupmu. Kau tidak keluar atau bergabung dengan lingkaran teman mana pun. Itulah rasa malu."
Ya, itu benar.
Meskipun dia ramah, dia tidak akan mencoba untuk terlibat lebih dari itu.
Itu bisa disebut rasa malu.
"Jadi aku khawatir kau akan diisolasi setelah pindah sekolah, tapi sekarang kau berhubungan baik dengan Hiromichi-kun, aku merasa lega. Karena dirinya sangat bisa diandalkan!"
*BAM*
Pada saat itu, Shigure dan aku sama-sama terkejut.
Itu tidak mungkin. Dan mengapa aku bisa diandalkan?
Shigure: Pfft, Kukuku. Tampaknya kau telah menipunya dengan sangat baik. Onii-san-ku yang nakal."
Hiromichi: Aku mengerti perasaanmu, tapi tolong jangan tertawa. Kau tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman kan? Kau harus membantuku.
Shigure: Ya, ya, aku mengerti. Itu sedikit kejutan, tapi aku akan memperbaikinya.
Shigure meneguk sup Miso dari set makan siang kelas A. Lalu, dia memasang senyum polos (palsu) di wajahnya dan menatap Haruka.
"Hm... Itu benar. Aku sempat gugup saat pertama kali datang ke sekolah ini, entah karena aku adik Nee~chan atau bukan, tapi saat itu dia membantuku dengan banyak hal... ITU... ITU... ITU MENYENANGKAN."
Uwaa... dia menyebalkan. Keterampilan aktingnya benar-benar omong kosong.
"Jadi begitulah. Apa kau mau terus bergaul dengan Shigure?"
"Tentu saja."
Lagian aku kakak laki-laki Shigure.
"Houhou—"
Haruka bersorak pada jawaban yang cepat ini, tapi segera menunjukkan wajah yang tidak nyaman.
"Oh, tapi... Aku sedikit cemas."
“Kenapa kau cemas?”
"Karena jika Shigure mengetahui betapa baik dan kerennya dirimu, dia mungkin akan jatuh cinta padamu."
"*Uhuk* *uhuk*!"
Di tenggorokan! Adonan genkotsu... menempel di tenggorokanku.
Apa yang harus kulakukan? Pacarku terlalu imut.
Tidak, aku tersanjung! Aku suka ketika dia berbicara kepadaku seperti itu.
Tapi tolong jangan lakukan itu di depan orang ketiga!
*Menarik*
Jika dia mendengar sesuatu yang semenarik ini, tidak mungkin Shigure, seorang penyiksa, bisa diam.
Dia terlihat seperti apa sekarang?
"Hmm~, begitu ya. Itu situasi yang sulit. Hu~"
Ini akan segera dimulai.
Aku bisa melihat otot wajahnya berkedut.
Aku harus menutup mulutnya sebelum itu meledak.
"Tidak, tidak, tidak. Aku tidak begitu keren, jadi menurutku itu tidak benar. Haruka sedikit menyimpang."
"Itu tidak benar. Kau keren dan gagah. Itu sebabnya aku jatuh cinta padamu."
"Tidak, aku tidak bisa percaya itu. Gadis-gadis bahkan tidak pernah menatapku. Kaulah satu-satunya yang mengakui perasaan kepadaku."
"Mereka tidak bisa melihat dirimu yang sebenarnya. Kau keren sejak kita masih kecil di tempat penitipan anak. Dan bahkan festival budaya tahun lalu, kau membantuku membawa kantong sampah yang lebih besar selama pembersihan."
Itu kan memang tugas seorang pria.
"Saat aku mengucapkan terima kasih, dirimu saat itu memunggungiku dan dengan ringan melambaikan tangan... Itu sangat keren!"
Heeeey!
Aku senang kau mengatakan itu keren! Aku benar-benar merasa diberkati saat kau mengatakan itu.
Maksudku, aku tahu aku tidak cukup baik.
Saat itu aku sangat malu menghadapi gadis yang begitu imut.
Haruka-lah yang menemukanku dan mencintaiku.
"Dan tentang kencan pertama kita..."
"Apa kau masih akan melanjutkan? Tolong hentikan. Haruka, bisakah kita membicarakannya nanti? Kumohon."
Terlepas dari permintaanku, Haruka sangat kejam dan berkata, "Tidak!"
"Kau tidak tahu betapa kerennya dirimu. Aku tidak bisa mengabaikan pemikiran seperti itu sebagai pacar. Aku ingin kau ingat, ketika kencan pertama kita, Kau berjalan di samping jalan*. Saat kita duduk di bangku, kau meletakkan sapu tangan untukku, dan saat kita minum teh, kau bahkan membayar tagihannya saat aku pergi ke kamar mandi. Aku merasa seolah-olah aku adalah seorang putri, dan itu menyenangkan. Pada saat itu juga jantungku berdegup kencang. Kau adalah definisi dari Pria Kerena, Hiromichi-kun."
[Catatan Penerjemah: Agak susah jelasinnya, tapi yang jelas kenapa Hiromichi berjalan di samping jalan supaya kalau-kalau misalnya ada cipratan air karena lintasan kendaraan atau mungkin misalnya kendaran terlalu menepi sehinngga ada kemungkinan terserempet, dengan itu yang bakal kena Hiromichi, bukan Haruka. Jadi bisa dibilan melindunginya.]
Gyaaaaaaa~~~~~
Hentikan! Aku tidak yakin apa yang harus kulakukan pada kencan pertamaku, jadi aku mencari di Google "cara agar kencan pertama tidak gagal" dan berhenti membicarakan rencana kencanku secara terbuka!
Memalukan untuk mengatakannya, tapi satu-satunya hal yang bisa dipercaya oleh para perjaka adalah Internet!
Haruka adalah gadis yang sangat lembut, jadi dia terlalu banyak berpikir dan tentu akan merasa puas dengan apa yang kulakukan. Tapi Shigure, yang memiliki kepribadian buruk, tentu akan sangat marah.
Aku mengintip Shigure dengan gugup.
Dan aku terkejut.
Karena wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda kebahagiaan. Padahal dia mendengar sesuatu yang akan membuatnya tertawa.
"Nee-san, kau ini benar-benar menyukai Hiromichi-san, kan?"
"Tentu saja. Kalau tidak, aku tidak akan mengakui perasaanku padanya. Jadi aku ingin kau berteman baik dengan Hiromichi-kun, tapi aku tidak ingin kau mencintainya. Oke?"
"Jika demikian... Apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi?"
"Eh?"
"Jika aku jatuh cinta dengan Hiromichi-san, apa kau mau menyingkir demi adik perempuanmu yang imut?"
Oh ayolah. Apa yang gadis ini coba katakan?
Apa gunanya mengajukan pertanyaan yang tidak mungkin?
Aku bingung karena aku tidak bisa membaca maksud Shigure.
Aku mencoba membuka mulut untuk melihat apa yang ingin dia katakan... "Wee—"
"Aku tidak mau. Aku sangat membenci itu. Aku tidak akan mengizinkanmu."
Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari tenggorokanku saat suara tajam Haruka mengambil inisiatif.
Dia melihat Shigure dengan sikap bermusuhan.
Ada apa dengan suasana tegang ini?
Mengapa kisah cinta manisku mengarah pada momen yang mengerikan ini?
Tapi keheningan yang menyakitkan tidak berlangsung lama.
Seolah dia tidak tahan lagi, Shigure mendesah kecil.
"Ha! Aku tidak yakin harus berkata apa, tapi terima kasih untuk makanannya!"
"Shigure?"
"Aku sangat kenyang. Dan kau tidak bisa meninggalkan saudariku di sudut dengan penampilan seperti ini. "
Dia menyeringai dengan senyum jahat di wajahnya.
Itu adalah Shigure yang kukenal dengan baik.
Melihat ekspresinya, Haruka juga mengendurkan bahunya.
"Kau masih mengolok-olokku. Kebiasaan burukmu yang suka mempermainkan orang lain tidak berubah."
"Begitukah?"
"Itu benar. Shigure selalu menjadi kang buly. Dulu, aku menyingkirkan boneka-bonekaku karena habis nonton film hantu Annabel, eh keesokan harinya, dia malah mulai bermain dengan boneka-boneka itu, padahal biasanya dia tidak melakukan itu. Dan meskipun dia tahu aku tikda menyukai serangga, dia membawakanku keranjang yang penuh dengan serangga!"
Sepertinya dia sama sekali belum dewasa...
Aku tidak bisa mengatakan di sini bahwa Shigure melakukan hal yang sama kepadaku, jadi aku protes hanya dengan melihat.
Dan kemudian Shigure berkata,
"Itu adalah sifatku. Aku cenderung suka menggoda orang yang kusukai."
*Rrrrring*
Saat itulah bel berbunyi, menandakan akhir waktu istirahat makan siang.
Mendengar ini, Haruka berdiri dari kursinya.
"Aku memiliki kelas penjas berikutnya. Aku harus cepat-cepat mengganti pakaianku...! Jadi Hiromichi-kun."
"Apa?"
"Aku akan pulang terlambat karena ada urusan di klub, jadi kau bisa pulang duluan. Aku akan menebusnya untukmu akhir pekan ini."
"Oke. Aku menantikan akhir pekan ini. Semoga berhasil dengan klub-mu."
"Ya. Dan sampai jumpa, Shigure."
"Sampa jumpa."
Rok pendek Haruka berkibar saat dia lari.
Saat Shigure melihat Haruka pergi, dia berkata, bukan dengan nada menggoda, tapi dengan nada kagum.
"Kau sangat dicintai, bukan? Onii-san."
"Iya. Meski terkadang itu memalukan."
"Tapi itulah yang membuatmu bahagia."
"Ya."
Aku sangat bahagia.
Ada seorang gadis yang sangat mencintaiku di dunia yang luas ini. Perasaan puas bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Ahh... Kau bersenang-senang. Sekarang aku jadi ingin punya pacar."
"Kenapa kau tidak mencarinya? Aku yakin kau akan mendapatkan pacar dalam waktu singkat. Bagaimanapun juga, kau itu cantik seperti Haruka."
"Aku ingin pacar lemah-lembut yang memiliki real estate di Tokyo. Seorang yang akan melakukan apa pun yang kuinginkan, seorang yang tingginya lebih dari enam kaki dengan sosok ramping, wajah keren dan pendapatan 40 juta setahun, seorang yang akan terus berdiri untukku tidak peduli apa pun yang terjadi dan akan baik kepadaku setiap kali aku marah tanpa alasan, seorang yang mencintai wanita tanpa memandangnya secara seksual. Aku ingin pacar seperti itu."
"Ha! Berhentilah bersikap serakah."
Tidak ada orang seperti itu. Akan lebih bermakna jika mencari genie*. [Catatan Penerjemah: ツチノコ makhluk mitos seperti ular.]
"Yah, terserahlah. Kuharap kau menemukan pria yang baik, karena ini adalah masa muda."
"Tapi aku sudah punya seorang pria di hatiku."
"Hah? Ap-Apa katamu?"
"Tidak, tidak apa-apa. Lupakan itu. Sebaiknya kita segera kembali. Kita akan terlambat ke kelas."
"Oh, sial!"
Aku berdiri dengan nampan makan kelas A.
Dia menyelamatkan hidupku hari ini, meskipun itu hampir membuatku takut.
Sebagai permintaan maaf, aku membantunya dengan mengembalikan nampan.
Mantap
ReplyDeleteThank update nya
Semangat min
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletePasti pria yg dimaksud itu hiromichi
ReplyDeleteWar flag nih?? Asik seru wkwk
ReplyDeleteTeam imouto🔥
ReplyDeleteWow, berani yah imouto...
ReplyDelete"Aku tidak sebodoh itu. Mengapa kau tidak makan siang dengan kami? Aku yakin Haruka akan senang."
ReplyDelete"Dengan wajah tololmu itu, sulit menahan keinginan untuk tidak mempermainkan dirimu."
Ahh ngakak bgt sumpah 😂