The Undetecable Strongest Job: Rule Breaker Bab 253


Bab 253 - Pendeta Dennis dari Vireocean


Pria yang keluar dari balik tirai tidak lain adalah perwakilan Gereja yang menghadiri pertemuan. Dia mengenakan jubah abu-abu, dan topi kecil diletakkan di atas rambut pirang keabu-abuannya. Dia terlihat berusia sekitar enam puluh tahun; meskipun tubuhnya mulai menurun karena usia, matanya penuh dengan kehidupan, memperhatikan Hikaru dengan waspada.

Hikaru tidak terlalu memperhatikannya karena dia berasal dari Gereja, tapi sekarang dia penasaran. Saat pria itu berada dalam jarak lima meter, Hikaru memeriksa Soul Board-nya.

【Soul Board】 Dennis Lugrim
Usia: 64 Peringkat: 3
18

【Daya Hidup】
.. 【Stamina】 2
.. 【Kekebalan】
.... 【Kekebalan Sihir】 2
.. 【Persepsi】
.... 【Penglihatan】 1
...... 【Mata Surgawi】 1

【Kekuatan Sihir】
.. 【Mana】 8

【Tekad】
.. 【Kekuatan Mental】 6
.. 【Keyakinan】
.... 【Kesucian】 7
...... 【Sihir Penyembuh】 4
... 【Sihir Pendukung】 3

【Intuisi】
.. 【Naluri】 5
.. 【Kecerdasan】
.... 【Pemahaman Bahasa】 1
.... 【Pengucapan Bahasa】 1

Pria tua itu memiliki statistik [Mana], [Naluri], dan [Kesucian] yang tinggi. Dia juga memiliki skill misterius yang disebut [Mata Surgawi]. Di samping satu skill itu, statistiknya yang lain tampaknya diperoleh dengan berjalan di jalan Dewa. Sophie dari Empat Bintang Timur juga seorang Penyembuh yang luar biasa, tapi Dennis tampak lebih kuat darinya.

(Hanya 1 poin yang dibutuhkan untuk membuka [Mata Surgawi]? Kedengarannya terlalu rendah. Itu mungkin mirip dengan [Pedang Surgawi] dan [Tembakan Surgawa]. Jika dibutuhkan minimal lima poin pada [Melempar] untuk membuka kunci [Tembakan Surgawi], [Penglihatan] mungkin maksimal menjadi lima. Meski begitu hanya butuh satu poin untuk membuka [Mata Surgawi] yang aneh. Apa itu terbuka dalam kombinasi dengan Skill lain?)

Statistik [Kekuatan Mental] dan [Kesucian] menonjol bagi Hikaru karena dia penasaran seberapa tinggi skill itu dapat diberikan poin. Patricia sepertinya mempercayai matanya dalam menilai orang. Hikaru tidak menyadari secara spesifik, tapi jelas bahwa skill pria tua itu bukan sembarang skill.

"Baiklah? Apakah dia tidak bersalah?" tanya Patricia pada Dennis.

"Memangnya apa yang kulakukan?" tanya Hikaru yang pura-pura bodoh.

Dennis terus menatap Hikaru.

"Berdiri saja di sana dengan tenang." kata Patricia. "Jadi Dennis, apa—"

Dennis tiba-tiba berlutut di tempat. "Akhirnya... Akhirnya, aku telah melihat salah satunya. Aku setengah ragu karena aku tidak pernah memiliki kesempatan sebelumnya. Mohon maafkan kekasaranku."

"Apa?" bahkan Hikaru dibuat bingung.

"A-Apa yang kau katakan, Dennis?!" seru Patricia. "Silver Face. Apa yang kau lakukan padanya?!"

"A-aku tidak tahu apa yang dia—"

"Tidak ada yang saleh sepertimu. Anda adalah Utusan Surga, kan?"

"Ah…"

(Oh, itu toh), pikir Hikaru. Dennis mengacu pada job class yang telah dia pilih di Soul Card-nya saat ini, [Utusan Surga Kelas Tinggi: Greater Angel]. Hikaru menggunakan job class itu hanya karena fungsinya yang luar biasa dimana dapat memungkinkannya memilih dan menumpuk lima job class sekaligus. Itu tidak seperti dia berperan menjadi malaikat atau apapun.

"Jadu kau bisa mengetahuinya?" kata Hikaru.

"Tentu saja. Diriku adalah hamba Dewa." Dennis membungkuk lebih dalam.

"Apa yang terjadi di sini?!" Patricia semakin bingung.

"Pemimpin Tertinggi. Pria ini memakai topeng karena suatu alasan. Namun aku bisa menjamin identitasnya. Pria ini tidak akan pernah melakukan kesalahan."

(Tidak, tidak, tidak, tidak. Aku pasti akan bisa melakukan kesalahan. Aku akan melakukan hal-hal buruk jika situasinya menuntut.) Hikaru tahu kalau Gereja sedang mencari orang-orang dengan job class yang berhubungan dengan Utusan Surga, tapi dia tidak menyangka kalau mereka bisa merasakan dan menghormati mereka.

(Apa dia bisa melihat itu dengan [Mata Surgawinya]?)

Dia tidak sepenuhnya yakin, tapi sepertinya hanya itu satu-satunya penjelasan. Hikaru memandang Dennis dengan curiga.

"Anda pasti bertanya-tanya mengapa aku menghormatimu, Lord Silver Face. Itu karena kata-kata yang ditinggallam oleh para Saint kepada kami."

"Oh, buku-buku kuno ya."

Buku-buku kuno—bisa disebut kita suci—berisi tindakan dan perkataan para Saint. Versi yang saat ini beredar jauh dan luas isinya direvisi oleh Paus saat ini agar sesuai dengan agenda mereka sendiri.

"Jadi anda menyadarinya. Yah, tentu saja Vireocean menggunakan buku-buku kuno."

"Mengapa para Saint mengatakan untuk mencari Utusan ini?"

"Kami tidak tahu alasannya, tapi para Saint percaya bahwa Utusan akan membawa kedamaian dan ketenangan ke dunia."

"Hei! Apa kalian bisa menjelaskannya padaku juga sehingga aku bisa mengerti?!" teriak Patricia, membanting tangannya ke atas meja.

Dennis, yang tidak pernah melepaskan senyum lembutnya, menjelaskan situasinya kepada Patricia. Dia memberi tahu Patricia bagaimana Silver Face memiliki job class Utursan—meskipun orangnya sendiri tidak pernah mengakuinya—dan bahwa Gereja harus melindunginya dengan cara apa pun.

"Mengapa Gereja begitu terpaku pada "Utusan" ini?!" Masih bingung, Patricia menanyakan pertanyaan yang sama dengan yang dilakukan Hikaru sebelumnya.

"Utusan akan membawa kedamaian dan ketenangan pada dunia." Dennis memberikannya jawaban yang sama.

Patricia menatap Hikaru dengan curiga, tapi dia hanya mengangkat bahu. Dia tidak melakukan apapun; Dennis hanya bertindak atas kemauannya sendiri.

Pemimpin Tertinggi ingin Dennis memverifikasi apakah Silver Face bisa dipercaya atau tidak. Namun melampaui ekspektainya, dia tidak hanya menerima penilaian yang sempurna, tapi lebih tinggi dari itu.

"Jadi Dennis menghadiri pertemuan untuk membuat matamu berguna?"

"Anda memang seorang Utusan, Lord Silver Face. Anda tahu bahwa mataku istimewa."

"Aku hanya menabk itu. Sepertinya kau tidak menilaiku dari suara atau bauku. kan?"

"Tidak, aku hanya mengambil bagian dalam pertemuan sebagai anggota Gereja dan memainkan peran kami dalam situasi ini. Pemimpin Tertinggi meminta agar para ksatria kuil menjadi orang yang memimpin evakuasi warga Ville Zentra."

(Jadi dia juga mempertimbangkan kemungkinan evakuasi.)

"Tapi dengan anda ada di sini, kita mungkin tidak perlu melakukan apa pun."

(Kau memberiku terlalu banyak pujian), pikir Hikaru. Dennis jelas berpikir sebaliknya. Setelah itu, Patricia mengajukan lebih banyak pertanyaan—mengapa dia bersama Kaglai, bagaimana dia tetap bersembunyi, dan lain-lain. Hikaru menjawab sebanyak yang dia bisa, tapi kebanyakan dari jawaba itu sepertinya tidak memuaskan Patricia.

"Apa-apaan dirimu ini?!"

"Jika kau bertanya kepadaku, kupikir mengetahui diriku bukanlah musuh adalah hal yang baik."

Ketukan terdengar di pintu.

"Perahu kecil dari armada musuh sedang menuju ke arah kita dengan membawa bendera utusan." Seorang pria melaporkan.

Setelah itu, Patricia menjadi sibuk, dan Hikaru meninggalkan ruangan.

(Mulai sekarang itu adalah tugas mereka. Saatnya aku mendapatkan beberapa informasi.)

Hikaru melangkah keluar dari kantor dan menyusuri lorong. Dennis sepertinya memiliki sesuatu yang ingin dia katakan saat dia melihat punggung Hikaru, tapi saat ini, Hikaru tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan kepada pria itu.

Dia akhirnya ingat siapa dirinya. Hikaru menemukan nama pendeta itu pada catatan yang ditinggalkan Scott Fairs di Menara yang ada di Bios—rumah Paus—di Agiapole. Hikaru mengirim surat itu kepada Dennis, yang pada gilirannya, menggunakannya untuk memobilisasi para pendeta regional dan mengeluarkan Paus dari kursinya. Dia mengira Dennis pergi ke Agiapole.

(Aku tidak benar-benar perlu maju setiap saat. Aku benci bertingkah seperti seseorang berhutang budi padaku.)

Mengaktifkan [Sembunyi]-nya, Hikaru meninggalkan kediaman Pemimpin Tertinggi.



2 Comments

Previous Post Next Post