Bab 4 Bagian 6
Pertarungan Ulang
“Jadi..., siapa dirimu yang saat ini?”
Menghadap ke arah gadis yang berdiri di depanku, aku menanyakan itu.
“Karena kau bisa melihat penampilanku ini, kupikir kau harusnya tahu saat ini aku siapa?”
Apa yang kulihat saat ini adalah mata berwarna merah, seragam militer merah, serta beberapa pedang yang tergantung di pinggangnya. Tidak diragukan lagi, itu adalah ciri-ciri dari orang yang bertarung sengit melawan kami di London, dan namanya adalah...,
“Hel......”
Dia bukanlah Alicia. Saat ini, gadis yang berdiri di hadapan kami adalah Hel—musuh yang harus kami kalahkan.
“Karena kau muncul di sini, maka kurasa perawatanmu sudah selesai—tentunya, itu selesai dengan mengorbankan nyawa rekan-rekanmu.”
Berdiri di sampingku, Siesta memoloti Hel dengan ekspresi muram. Karena dia mengetahui perihal itu, kurasa dia mendengar tentang itu dari Chameleon.
“Rekan? Memangnya siapa yang kau maksud sebagai rekan?”
Memiringkan kepalanya, Hel terlihat sama sekali tidak tahu apa yang sedang kami bicarakan.
Baru-baru ini, aku melihat ekspresi yang sama seperti itu. Itu adalah ekspresi yang sama seperti yang SEED tampilkan saat aku bertanya tentang apakah dia merasa sakit hati karena membunuh anak-anaknya.
“Kau sungguh tidak mengetahuinya?”
Sungguh, apakah benar-benar seperti ini perbedaan antara 《manusia》 dan 《tanaman》? Apakan penyeberan 《benih》 menjadi prioritas utama bagi mereka?
“Terus, mana Chameleon? Di London kemarin, kau bekerja sama dengannya, kan?”
“Yah, dia itu cuman sekedar alat untuk menyamarkan tujuanku.”
Secara terang-terangan, Hel menyatakan itu.
“Dah yah, dia sendiri juga mungkin merasakan hal yang sama. Chameleon tidaklah pernah berpikir untuk mengenaliku sebagai suatu individu. Untuk itu, aku hanya dikenalinya dengan seorang berseragam merah.”
...Kalau dipikir-pikir lagi, saat kepribadian Alicia yang mengambil alih tubuh Hel, Chameleon butuh waktu berminggu-minggu untuk bisa menemukannya. Orang-orang ini adalah orang yang tidak pernah mengenali orang lain sebagai suatu individu, kecuali Komori dan Cerberus yang memiliki pendengaran dan penciuman yang tajam.
[Catatan Penerjemah: Sekedar referensi, ketika anggota 《SPES》 saling menyebut satu sama lain, atau ketika pihak lain menyebut anggota 《SPES》. biasanya mereka akan menggunakan kata ‘It’ atau pun ‘That thing’ untuk merujuk pada Homuncul tersebut. Biasanya, meskipun seseorang tidak menyukai untuk memanggil orang lain dengan namanya atau sesuatu yang lebih pantas, mereka akan menggunakan kata ‘That Guy’ ataupun ‘That Person’, tapi di sini mereka menggunakan ‘It’ atau ‘That Thing’.]
“Yah, aku sama sekali tertarik dengan permainan teman-temanan kecil kalian itu.”
Mengatakan itu, mata merah Hel menatap dingin padaku dan Siesta.
“...Perkataanmu itu cukup suram juga.”
Menanggapi demikian, Siesta yang berdiri di sampingku menghadapi Hel, yang terpaut beberapa meter dari dirinya.
“Apa sebenarnya maksud perkataanmu?”
“Tidak, tidak ada maksud apa-apa? Aku cuman berpikir kalau kau itu benar-benar cocok dengan dirinya.”
Dirinya..., apa itu, Alicia? Hel mungkin melihat itu sebagai rekan yang main rumah-rumahan satu sama lain.
“Ya. Itulah kenapa, kami datang ke sini untuk menyelamatkan Alicia.”
“Aku tahu itu. Kalau itu tujuan kalian, maka kalian harus membunuhku.”
Momen berikutnya, tanah bergetar, dan dari tamah itu, muncul tanaman merambat yang berduri.
“Dan jika itu yang kalian inginkan, maka aku juga bisa membunuh kalian, bukan?”
Ujung duri dari tanaman merambat itu ditujukan padaku dan Siesta.
“Apa, itu...”
“Musuh juga bukanlah orang yang tolol─《benih》 mereka pasti telah tumbuh di bawah pulau ini.” kata Siesta, setelah dia menganalisis dan menyampakainnya menggunakan kata-kata yang baru saja kudengar.
“...Begitu ya. Ini artinya, seluruh pulau ini adalah musuh kita?”
Pada titik ini, seluruh pulau akan menyerang kami karena naluri bertahan hidup. Sederhanya, benih telah ditanam.
Namun demikian, detektif hebat itu sama sekali tidak menunjukkan rasa takut di hadapan musuh dunia ini.
“Tampaknya aku memang harus mengatakan bahwa ini merupakan tempat yang sangat sempurna untuk dijadikan lokasi pertempuran terakhir.”
“Aku sendiri merasa begitu loh? Namun, satu hal yang pasti adalah, tempat ini akan menjadi tempat kematianmu.”
Senapan Siesta dan pedang merah militer Hel diarahkan satu sama lain dalam satu garis lurus.
“Aku akan menang. Dan kemudian. aku pasti akan memenuhi keinginan Alicia.”
“Tidak, kau akan mati di sini. Kau tidak akan bisa menyelamatkan anak itu.”
Pada saat yang sama, suara tembakan dan tebasan pedang terdengar, yang menandakan dimulainya pertandingan ulang.
Detik-detik Siesta Tewhas
ReplyDeleteLanjut kan minnn
ReplyDelete