Ore no Iinazuke ni natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Bab 18

Bab 18
Aku diajak pergi nongkrong, bagaimana caraku bisa menolaknya? (Bagian 2)


Secara reflleks, aku berbalik saat mendengar suara dingin yang datang dari belakangku.

Di sana, aku melihat mata Yuuka di balik kacamatanya, terlihat tajam dan tegang.

Rambut ponytail-nya bergoyang saat dia menatapku.

“W-Watanae-san?”

“Aku juga mau ikut.”

Yuuka mengatakan itu dengan intensitas yang menyiratkan bahwa dia tidak akan menerima jawaban ‘tidak boleh’.

Biasanya, aku cukup yakin kalau Yuuka tidak akan bergabung dengan kelompok ekstrovert seperti ini.

Aku tidak tahu kenapa, tapi untuk beberapa alasan, dia menampilkan ekspresi mengerikan di wajahnya saat dia bergabung dengan kami yang dalam perjalanan ke tempat karaoke.

Yap. Dilihat dari manapun, dia jelas sangat curiga.

“H-hei, hei! Yuuichi, apa yang sebenarnya terjadi?!”

Masa mengguncang pundakku.

Aku berkeringat dingin ketika aku bersusah payah mencoba memikirkan alasan.

Sementara itu, Nihara-san menatap Yuuka dengan ekspresi curiga di wajahnya.

“Umm… ada apa, Watanae-san?”

Duh, gawat nih, aku jelas tidak bisa menyerahkan masalah ini pada Yuuka.

Dengan panik, aku buru-buru mencoba membantunya.

“Um… Ah! Mungkinkah Watanae-san juga suka berkaraoke?”

Baiklah, Yuuka. Ayo kita rancang supaya ini terlihat seperti kau benar-benar suka berkaraoke.

Dengan begitu, semua orang tidak akan curiga bahwa kau mengikuti kami karena aku juga ikut.

“Tidak. Aku tidak terlalu suka berkaraoke.”

Sip, kau melewatkan maksud utamaku!

“Hm? Kau tidak terlalu suka berkaraoke, tapi kau mau ikut?”

“Iya.”

Yuuka menjawab pertanyaan Nihara-san dengan nada yang dingin dan tanpa ekspresi.

“Ahhh… Begitu ya! Watanae-san juga mau memperdalam persahabatannya dengan semua orang, kan? Yaaah, ini sungguh kebetulan! Aku dan Masa juga mencoba melakukan hal yang sama!”

Aku tahu kalau kemampuan aktingku buruk, bagaiamanapun juga nadaku benar-benar monoton, tapi tetap saja, aku mencoba yang terbaik untuk mengirim pesan kepada Yuuka.

Oke, Yuuka. Ayo kita buat seolah-olah kau sedang mencoba untuk berteman.

Dengan begitu, tidak ada yang akan curiga bahwa kau mengikuti kami karena aku juga ikut.

“Tidak. Aku ikut karena Sakata-kun juga ikut.”

Mantap, kau baru saja menghancurkan diri sendiri!

“Eh? Apa artinya itu?”

“Watanae-san, memangnya kau dan Sakata-kun sedekat itu, ya?”

“Hei, apa artinya ini, Yuuichi?!”

Semua orang langsung menjadi gempar.

Dan sementara semua ini terjadi, Yuuka hanya berdiri diam dengan ekspresi yang sangat kaku di wajahnya.

Ah… ini buruk. Yuuka sangat gugup, jadinya dia tidak bisa berpikir dengan jernih.

Mencapai titik pengunduran diri, aku menghela nafas dalam-dalam.

Saat suasana di sekitar kami menjadi rumit, tiba-tiba…

“Seriusan nih Watanae-san??”

Mata Nihara-san berbinar saat dia meremas tangan Yuuka.

Kemudian, dia menempel di tubuh Yuuka dengan riang.

“Yay, aku senang sekali bisa bergaul denganmu, Watanae-san! Maksudku, kita hampir tidak pernah berbicara satu sama lain ketika di luar kelas, kan? Karena itulah, aku selalu ingin bergaul denganmu!”

“E-Eh...”

Pendekatan agresif Nihara-san sebagai gyaru ekstrovert membuat Yuuka sedikit tersentak, tapi...

Yuuka pun menganggukan kepalanya, seolah-olah dia telah mengambil keputusan.

“Aku juga akan ikut berkaraoke.”

Nihara-san bersorak atas pernyataan Yuuka.

Sepertinya ini juga menginspirasi yang lainnya, karena mereka mulai bersemangat.

“Err… perkembangan macam apa ini?”

Masa tampak bingung saat dia memiringkan kepalanya, tapi aku mengabaikannya dan buru-buru berbisik ke Yuuka.

“...Apa yang coba kau lakukan, Yuuka?”

“...Aku juga mau nongkrong dengan Yuu-kun.”

“...Kalau kau mencoba memaksakan dirimu seperti ini, semua orang akan curiga, tahu?”

“…Tapi ‘kan, aku juga mau nongkrong bareng dengan Yuu-kun. Bukankah itu tidak adil jika semua orang bisa nongkrong dengan Yuu-kun, tapi aku justru tidak..?”

Mungkin dia tidak suka dengan caraku mengatakannya, karena sekarang dia mengembungkan pipinya.

Kemudian pipinya memerah, dan dia menatapku dengan mata menengadah.

Tidak, ekspresimu itu! Ekspresimu itu bikin semuanya tambah buruk, oke!

Itu jelas merupakan ekspresi yang kau tunjukkan saat di rumah!

“Mmm? Ada apa, Sakata?”

“T-Tidak! Aku hanya berbicara dengan Watanae-san tentang betapa aku sangat menantikan karaoke kali ini!”

Aku segera memikirkan alasan saat menjawab Nihara-san.

Yuuka bersembunyi di belakangku.

Kemudian, dia berkata dengan suara yang kecil:

“Ini pertama kalinya aku pergi berkaraoke dengan Yuu-kun. Aku sangat menantikannya.”

Sekali lagi, ekspresinya adalah dirinya yang sebenarnya saat dia tersenyum tipis padaku.

SUDAH KUBILANG!

Kau ini terlalu lengah!

Sifat Yuuka sebagai orang bebal terus membuatku khawatir dan cemas.

Apakah ini akan berubah menjadi event karaoke yang membawa bencana...?




close

4 Comments