
Bab 37
Akibat terpaksa menjadi sukarelawan di hari libur... (Bagian 2)
“Onii-chan.”
Saat aku bingung harus bebuat apa, seorang gadis menarik-narik ujung celemekku.
Aku pun berjonglok, untuk menyesuaikan garis pandangku dengan gadis itu.
“Ada apa?”
“Umm, kau tahu... gendong, gendong!”
“Err... kau benar-benar ingin digendong?”
“Ya! Karena Onii-chan tinggi!”
Mengiyakan permintaannya, aku menggendongnya di pundakku dan berdiri.
“Waa, tinggi banget!”
Gadis yang duduk di pundakku itu memekik dan cekikikan. Kepolosannya yang begitu imut membuatku tersenyum, dan kemudian aku berbalik.
“Waa! Berputar!!!”
“Hei! Kelihatannya kau sedang bersenang-senang! Onii-chan benar-benar tinggi, bukan?”
Melihat kami tersenyum dan tertawa, Nihara-san mendekati kami.
“Ayo semuanya. Kalian bisa bermain dengan Onii-chan ini di sini!”
“Sungguh!?”
“Yay!!!”
Menanggapi kata-kata Nihara-san sebagai aba-aba, banyak anak mulai mengerumuniku. Beberapa ada yang menempel di kakiku, dan beberapa lainnya melompat ke pinggangku.
Aduh, barusan aku dipukul!?
Hei, jangan ayunkan tongkat kayu itu padaku!
“Ahahaha! Sakata, anak-anak sangat lengket denganmu!”
“Mungkin ini karena kau mendorong mereka dengan cara yang aneh.”
“Kau sungguh memberikan kesan Ayah yang baik, Sakata! Kerja bagus!”
Menjadi seorang Ayah jelas terlalu dini bagiku.
Namun... sebagai seorang suami.
Aku akan melakukan semua yang kubisa untuk membahagiakan istriku. Itu sudah pasti.
---
Waktu bermain sudah berakhir.
Satu demi satu, anak-anak itu pulang bersama dengan ibu mereka yang menjemput mereka. Beberapa anak melambai kepadaku dengan senyum lebar saat mereka pergi. Dan aku juga menunjukkan senyum yang terlihat alami saat aku balas melambai kepada mereka.
“Yoo, Sakata.”
Nihara-san menampar punggungku.
“Ini cukup mengejutkan ya, kau terlihat sungguh bersenang-senang. Apa yang ini kau maksud dengan cukup mahir berinteraksi dengan anak-anak?”
“Bukan begitu juga... Aku hanya selalu harus berurusan dengan adikku yang egois untuk waktu yang lama.”
“Yah, tadi aku sangat bersenang-senang! Anak-anak itu polos, dan mereka semua imut-imut!”
“Kelihatnnya kau benar-benar pandai menangani anak-anak, Nihara-san?”
“Bukan hanya anak-anak... aku juga sangat mahir membuka hati anak laki-laki, loh?”
Dengan pandangan menengadah, dia mulai membual padaku. Matanya yang dihiasi dengan bulu mata yang panjang berbinar. Membuatku mau tak mau aku mengalihkan pandangan dari wajahnya.
“Ahaha, kau malu-malu ya! Kamu lucu sekali, Sakata.”
“...Ya, ya.”
“Nihara-san, Sakata-kun, kalian berdua juga sudah bisa pulang kok .”
Guru TK yang tadi pagi kami sampai memghampiri dan memanggil kami.
“Aku minta maaf yang mengenai tugas ini. Atsuko pasti memaksa kalian untuk menjadi sukarelawan, kan?”
“Err... umm...”
“Atsuko... Gousaki-sensei adalah juniorku di universitas. Kalian mungkin sudah tahu, tapi begitu dia menetapkan pikirannya pada sesuatu, dia tidak akan mendengarkan apa pun yang orang lain katakan, ‘kan? Untuk masalah kali ini juga, dia mengatakan sesuatu seperti, ‘Aku akan membuat mereka mendapatkan pengalaman hidup dengan meminta mereka membantu Senpai!’ dan dengan seenaknya memutuskan segala sesuatunya sendiri.”
Ah... jadi begitu.
Jika dia tahu bagaimana Gousaki-sensei biasanya bertindak, maka semuanya akan mulai masuk akal.
“Atsuko itu orang yang cenderung tidak mendengarkan perkataan orang lain, dan dia tidak sadar bahwa dia terkadang menyebabkan masalah bagi orang lain. Namun, lebih dari siapapun, dia adalah orang yang baik hati yang peduli dengan murid-muridnya. Yah, meskipun begitu tetap saja dia selalu menyebalkan.”
“Ah, aku mengerti maksudmu. Kepribadiannya memang agak aneh, tapi aku sama sekali tidak keberatan kok.”
Nihara-san menunjukkan senyum riang di wajahnya.
Terlihat lega dengan reaksinya, guru TK itu tersenyum juga.
“...Waa...”
Begitu saja, kami terus bercakap-cakap dengan guru itu.
“...Hiks... hiks... Waaaaaahh!!!”
Suara tangisan anak laki-laki bergema di seluruh area.
Itu adalah anak yang sebelumnya bermain sebagai Cosmos Miracle Man bersama Nihara-san. Pas bermain tadi, wajahnya mekar dengan senyuman, tapi sekarang, wajahnya berlinang air mata.
“Eh, kenapa? Apa kau baik-baik saja?”
Nihara-san dengan cepat menghampiri anak laki-laki itu.
“Mama... dia belum datang...”
“Ibu Takkun baru akan datang... satu jam lagi. Tunggu sebentar lagi ya.”
“Tidak! Aku mau pulang! Teman-teman yang lain sudah pada pulangan semua!”
Tidak peduli seberapa keras si guru mencoba menenangkannya, begitu dia mulai menangis, tidak ada tanda-tanda dia akan berhenti.
Semakin kami mencoba untuk berbicara dengannya, dia menjadi semakin memanas, dan pada akhirnya terus merengek dengan nyaring.
“Waduh... apa yang harus kita lakukan?”
Tampaknya bahkan seorang Nihara-san tidak terbiasa dengan situasi kayak begini.
Aku hanya berdiri diam di sana, tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku tidak tahu wajah seperti apa yang harus kubuat dalam situasi seperti ini...
“...Jangan nangis, semuanya akan baik-baik saja kok.”
*Wusss*
Rambut ponytail yang melambai menggelitik ujung hidungku. Pemilik rambut itu melembutkan ekspresinya yang tajam, dan kemudian berjongkok di tempat.
Dia... Watanae Yuuka, menepuk kepala anak laki-laki itu.
“Ibumu pasti akan datang kok. Dia sangat mencintaimu, jadi dia pasti akan datang.”
“...Tapi, dia masih belum datang.”
“Kalau kau bermain-main sebentar, tanpai kau sadari ibumu sudah akan datang.”
Yuuka tersenyum dan memberikan anak itu figure Cosmos Miracle Man yang telah jatuh ke tanah.
“Bahkan saat dalam kesulitan, sekutu keadilan akan terus melakukan yang terbaik. Jadi, kau bisa ‘kan melakukan hal yang sama seperti mereka?”
“...Iya, aku bisa.”
“Bagus dong kalau begitu... Itu sangat keren. Kau jadi seperti pahlawan.”
Anak itu tersenyum sekali lagi saat Yuuka terus menepuk-nepuk dan menenangkannya.
“Watanae-san, kau ngapain di sini?”
Nihara-san terlihat terperangah saat dia melihat ke arah Yuuka.
“Sejak awal, akulah orang yang dimintai untuk menjadi sukarelawan. Aku ke sini karena aku sudah menyelesaikan semua urusanku.”
“Begitu ya.”
“Termi kasih, kau telah benar-benar membantuku di sini.”
Mengatupkan kedua tangannya, guru itu berterima kasih pada Yuuka.
Yuuka menundukkan kepalanya dan terus menepuk anak yang menempel di kakinya itu.
“Tidak apa-apa ‘kan jika aku tinggal di sini sampai anak ini dijemput? Jika aku pulang lebih dulu, dia mungkin akan gelisah.”
“Tidak apa-apa sih, itu malah akan sangat membantuku, tapi... Apa tidak keberatan dengan itu?”
“Iya, tidak apa-apa.”
“Ah, kalau gitu aku juga akan tinggal di sini!”
Aku buru-buru mengangkat tangan dan memohon kepada guru tersebut.
“Bagaimana denganmu, Nihara-san?”
Dengen ekspresi kosong yang seperi biasanya, Yuuka bertanya padanya.
Nihara-san kemudian menatap wajah Yuuka.
“...Sebenarnya, sekarang aku lagi ada urusan. Maaf, tapi bisa ‘kan aku menyerahkan ini pada kalian berdua?”
“Tentu.”
“Oke, Takkun. Bermainlah dengan mereka berdua, oke?”
“Ya! Terima kasih banyak, Onee-chan!”
“Ya, ya, sama-sama. Lain kali, haruskah kita bermain dengan Cosmos Miracle Seven?”
“Ya. Dan versi transformasi Cosmos Miracle Man!”
Kemudian, Nihara-san melepas celemeknya, lalu segera menawarkannya pada Yuuka.
“Nih. Kau tidak membawa celemek, kan?”
“Ah... Makasih.”
“Aku akan membuatmu berterima kasih dengan ikut bersamaku untuk berkaraoke dalam waktu dekat.”
Setelah membuat janji sepihak, Nihara-san pergi sambil melambai pada kami.
Si guru juga kembali ke sekolah, mungkin untuk melakukan beberapa pekerjaan lain.
Satu-satunya orang yang tersisa di halaman adalah anak itu, aku, dan... Yuuka.
“...Yuuka. Umm...”
Kenapa kau ada di sini?
Aku hendak menanyakan itu padanya, tapi dia menyela dan tersenyum padaku.
“Ehehe, aku ke sini karena aku ingin cepat-cepat bertemu denganmu.”
Senyumannya bukan dari Watanae Yuuka dalam persona sekolahnya.
Itu adalah senyuman dari tunanganku yang polos... Yuuka.
Nice...
ReplyDeleteUpupup!!
ReplyDeleteGas
ReplyDeleteUdh kangen ajha
ReplyDeleteAnak bernama Takkun disini mengingatkan ku dengan satu karakter di manga mamasuki 😆
ReplyDeleteGw curiga nihara sebenernya suka ama MC
ReplyDeleteEmang iy
DeleteOoooh🙃sudah ada sedikit tanda" nihara naksir mc
ReplyDeleteApakah nantinya bakal terjadi shurabaðŸ¤
Arghಡ ͜ Ê– ಡ
ReplyDelete