Saijo no Osewa Volume 1 - Bab 17

Bab 17
Hanya aku yang tahu bahwa gadis cantik yang ditakuti di akademi, sebenarnya hanyalah gadis yang kikuk dan kesepian (1)


Mari kita berbicara sedikit tentang masa lalu.

Dulu, aku pernah dirawat oleh keluarga Miyakojima—

---

Keuangan keluarga Nishinari selalu membara sepanjang tahunnya, dan nyatanya, orang tuaku pernah mecoba untuk bercerai.

Tampaknya orang yang tidak berguna akan merasa nyaman saat bersama dengan orang yang tidak berguna, dan meskipun mereka menjalani kehidupan yang tidak berguna bersama-sama, mereka tampaknya hidup rukun satu sama lain.

Namun, saat aku berumur sepuluh tahun, pernah terjadi kekacauan masalah perceraian.

Sesuatu memicu Ayah dan Ibuku untuk mencoba mendorong alasan kemiskinan kami pada pihak lain. Kekacauan tersebut kemudian menjadi semakin parah, hingga pada tingkat yang tidak biasa bagi keluarga Nishinari. Alhasil, Ibuku memutuskan untuk pergi dari rumah, dan aku dibawa secara paksa oleh beliau.

Meskipun dia pergi dari rumah, karena Ibuku sudah tidak lagi diakui oleh keluarganya, beliau tidak memiliki tempat tujuan. Oleh karena itu, kendati mengunjungi rumah orang tuanya, Ibuku mengunjungi rumah kerabatnya.

Dan kerabat itu adalah—keluarga Miyakojima.

Aku kemudian mengetahui bahwa Nenek dari pihak Ibuku adalah putri dari keluarga Miyakojima. Namun, sama seperti Ibuku, Nenekku menjalani kehidupan yang tidak berguna dan tidak pernah mengambil alih keluarga Miyakojima, dan akhirnya, dia menjadi tidak diakui.

Namun, Ibuku beriskeras mengatakan “Yang tidak diakui adalah Ibuku, bukan aku!!” dan dengan paksa menyatakan diri sebagai kerabat dari keluarga Miyakojima, Anehnya, rencananya itu berhasil dengan sempurna.

Dengan demikian, saat aku berumur sepuluh tahun, aku tiba-tiba dibawa ke sebuah rumah mewah bergaya Jepang dan disambut sebagai tamu keluarga Miyakojima.

Namun, kami adalah adalah tamu yang tak diundang. Keluarga Miyakojima dengan jelas melihat ibuku sebagai pengganggu, begitu pula denganku yang merupakan putranya. Aku masih ingat dengan jelas tatapan dingin yang kuterima pada saat itu.

Dan di hari kedua aku tinggal di rumah keluarga Miyakojima, aku bertemu dengan Narika Miyakojima.

“Kamu siapa!?”

Di dalam dojo, gadis itu tengah mengayunkan pedang bambu. Aku sangat penasaran untuk melihatnya, jadinya secara refleks aku mendekatinya. Tapi, gadis itu segera membentakku.

“E-Erm, aku Itsuki Nishinari. Sudah sejak kemarin aku menginap di sini dan merepotkan kalian.”

Aku tidak tahu apa-apa tentang etiket, tapi aku melakukan yang terbaik untuk bersikap sopan dengan caraku sendiri.

Namun, gadis itu menajamkan tatapan matanya.

“Dengarkan aku, Itsuki! Aku membenci orang yang tidak berguna!”

“Iya.”

“Aku sudah mendengar banyak hal tentang kalian! Di rumah ini, kalian tidak melakukan apa-apa dan taunya cuman makan saja!”

“......Iya.”

Aku terkejut dikatai seperti itu oleh lawan jenis yang seusia denganku. Tapi meski begitu, memang seperti itulah kenyataannya.

“Untuk itu, aku akan memberimu pekerjaan! Mulai sekarang, kau akan menjadi pengurusku!”

“......Eh?”

Terhadap gadis yang mengatakan itu dengan penuh rasa bangga, aku memiringkan kepalaku. Aku tidak tahu aku harus mengurus apa, tapi..., pada intinya, aku adalah orang yang numpang di rumah orang lain. Jika aku diberi pekerjaan, aku tidak punya pilihan selain menerimanya.

Sejak saat itu, aku hampir selalu bersama gadis itu selama aku tinggal di keluarga Miyakojima. Setiap harinya, ada lebih dari sepuluh kali gadis itu akan memanggilku.

“Uwaaa!? Itsukiiiii! Di kamarku ada serangga!?”

“Ya, ya, aku akan mengusirnya sekarang.”

Di rumah kami, serangga yang memasuki kamar sudah seperti kejadian sehari-hari. Karenanya, dengan mudah aku mengusir sesuatu yang berwarna hitam dan bisa terbang itu keluar dari kamar.

“Uwaaaaaa! Istsukiiii!? Ayahku marahin aku!?”

“Ya, ya, itu pasti sulit  ya.”

Aku mengelus-ngelus kepala gadis yang menangis itu untuk menenangkannya.

Ayah gadis itu kemudian memelototiku dengan sangat tajam, dan sebenarnya, saat itu aku ingin menangis lebih keras daripada gadis itu.

“Itsuki..., kau ini lebih kuat daripadaku ya.”

“Begitukah?”

“Iya. Karena, tidak sepertiku, kau tidak akan menangis saat melihat serangga, dan kau bahkan tidak merasa takut saat orang dewasa memarahihmu.”

Ada hari-hari ketika itu sangat berisik, dan ada hari-hari ketika gadis itu mengeluarkan suara lembut.

Sekarang aku memikirkannya, gadis itu pasti menginginkan seseorang untuk dapat terus berada di sisinya. Sebagai satu-satunya putri dari keluarga Miyakojima, dia tidak memiliki siapapun yang dapat dia curahkan segala hal tentang kelemahannya.

Dia adalah gadis yang kuat, namun, itu hanya kuat dalam artian fisik, tidak dalam artian mental. Misalnya, pada usia sepuluh tahun, dia sudah menguasai kendo seperti orang dewasa lainnya. Namun, kondisi mentalnya kurang dari anak-anak seusianya.

“Hei, Itsuki. Kau tahu, sebagai wanita dari keluarga Miyakojima..., aku harus menjadi orang yang kuat.” Dengan ekspresi yang muram, gadis itu berbicara kepadaku. “Tapi, aku tidak memiliki keberanian.”

“Keberanian?”

“Iya, padahal aku sudah berusia sepuluh tahun..., tapi aku tidak berani utnuk pergi keluar rumah sendirian.”

Aku mendengar bahwa gadis itu terpaksa menjalani kehidupan yang terlalu protektif sebagai putri dari keluarga Miyakojima. Sejak usia dini, dia telah diajari bahwa segala sesuatu yang ada di luar rumah itu berbahaya, dan akibatnya dia menjadi takut akan keadaan di luar rumah. Namun, saat dia pergi ke sekolah dengan naik mobil, dia melihat teman sekelasnya pergi ke sekolah sendirian, yang membuatnya jadi merasa iri kepada temannya itu.

“Kalau begitu, apa kau ingin mencoba untuk pergi keluar bersamaku?”

“......Eh?”

“Kupikir kalau cuman di sekitaran sini saja tidak akan apa-apa.”

Bagiku yang dibesarkan di keluarga yang biasa-biasa saja, dunia luar sudah tidak asing lagi bagiku. Dengan pemikiran itu, aku meraih tangan gadis itu dan pergi keluar dari mansion.

“Luar biasa!”

Gadis itu menjadi bersemangat. Sepertinya ini adalah pertama kalinya dia berada di luar rumah tanpa adanya orang dewasa.

“Luar biasa! Luar biasa, luar biasa, luar biasa! Aku bebas!”

Meskipun itu hanyalah jalanan biasa, gadis itu berjalan dengan tangan yang terentang seolah-olah dia sedang berada di taman bunga.

“Hei, Itsuki! Itu apa!?”

“Itu toko jajanan. Apa kau ingin masuk ke dalamnya?”

“Iya!”

Untungnya, aku punya sedikit uang receh, jadi aku membelikan gadis itu beberapa jajanan murah.

Sejujurnya, karena tiap harinya aku menerima tatapan dingin dari para pelayan yang bekerja di mansion, aku juga merasa tidak nyaman saat aku berada di dalam mansion. Jadi bisa dibilang, aku juga merasa sangat senang bisa berada di luar seperti itu.

“Itsuki, ini apa!?”

“Itu Umaibo.”

Gadis itu memakan jajanan berbentuk tongkat dengan ekspresi penasaran di wajahnya.

“Ini enak sekali!”

“Yah, namanya juga umaibo.”

[Catatan Penerjemah: Enak (Umai), dan yang dimakan adalah Umaibo [Umai (enak) + bo (tongkat), jadinya Tongkat yang Enak.]

Aku yang membawa gadis itu untuk pergi keluar dari rumah berlanjut selama beberapa hari. Dia bilang Ayahnya akan marah jika beliau tahu kalau dia keluar tanpa izin, jadinya, kami terus menyelinap keluar dari mansion tanpa ditemukan oleh para pelayan dan menghabiskan waktu dengan sebentar di luar agar tidak terlihat mencurigakan.

Tapi—tidak butuh waktu yang lama, kami yang bermain-main di luar rumah itu segera ketahuan.

Aku dimarahi dengan kasar oleh Ayah gadis itu.

“Bagaimana kau akan bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada Narika!! Meskipun kau itu masih anak-anak, aku tidak akan memaafkanmu kalau kau sampai merayu putriku!! Keluar dari sini sekarang juga!”

Saat itu, aku tidak bisa memahaminya, tapi aku tahu bahwa aku seharusnya tidak membawa putri dari keluarga Miyakojima keluar rumah begitu saja. Alhasil, aku dan Ibuku diusir dari kediaman Miyakojima karena aku bertanggung jawab membahayakan gadis itu.

Sejak awal, mereka memang sudah bermaksud untuk mengusir kami dalam waktu dekat. Para pelayan dengan cepat mengemasi barang-barang kami, dan aku serta Ibuku dengan mudah diusir dari mansion.

“Itsukiiii!!”

Saat aku pergi, gadis itu meneriakkan namaku sambil menangis.

“Aku, Aku pasti akan menjadi lebih kuat!”

Itulah kata-kata terakhir yang kudengar dari gadis itu.

---

Siswi yang saat ini berada di depanku adalah Narika Miyakojima, seorang gadis yang merupakan sepupu dua kali dengan diriku.

“Itsuki! Itsuki, Itsuki, Itsuki! Aku sangat merindukanmu!!”

“...Ya, ya”

Sambil mengelus kepala Narika yang memelukku, aku dengan tenang melihat ke sekeliling. Untungnya, di koridor ini tidak ada orang lain lagi selain kami. Kalau sampai ada yang melihat adegan ini, segala sesuatunya pasti akan berakhir dengan aku dituduh melakukan pelecehan seksual pada hari kedua aku pindah  di akademi ini.

“Narika, untuk sekarang tenanglah dulu. Bagaimana jika ada orang yang melihat kita seperti ini?”

“Uuuuuhh..., Punggungku keram...”

“Apa?”

Narika merebahkan tubuhnya dan menempel di tubuhku.

“Aku terlalu senang sampai punggungku terasa keram...!” Kata Narika, dengan air mata mengalir di pipinya.

Dia ini..., sama sekali tidak menjadi lebih kuat.



close

12 Comments